Inovasi Telah Berkemas di Replikasi Kabupaten/Kota di Kalsel

Wartaniaga.com,Kandangan-Penjabat Bupati (PJ) Hulu Sungai Selatan (HSS) Hermansyah menyaksikan Penandatanganan Komitmen replikasi Inovasi 2024 ” Telah Berkemas” Secara simbolis oleh perwakilan Replikator Kepala Dinas Perikanan Kabupaten/Kota Se – Kalimantan Selatan (Kalsel) , di Pendopo Bupati, Rabu (22/5).

Dalam kegiatan tersebut juga di lakukan Penandatanganan Komitmen penyebarluasan inovasi pelayanan publik tahun 2024 oleh Kepala Dinas Perikanan Kab HSS dengan Asisten Deputi Koordinasi dan Fasilitasi Strategi Pengembangan Praktik Terbaik Pelayanan Publik Kemenpan RB.

PJ Bupati HSS Hermansyah mengucapkan terimakasihnya atas di pilihnya Kabupaten Hulu Sungai Selatan sebagai lokus melalui inovasi TELAH BERKEMAS untuk dilakukan replikasi oleh kabupaten/kota di provinsi kalimantan Selatan.

Di jelaskan PJ Bupati Hermansyah sebelumnya pada tahun 2017 inovasi ini bernama telat berkemas (tetap lestari berdayakan masyarakat) dan mulai tahun 2020 dikembangkan dengan perluasan target kawasan, peningkatan jejaring inovasi dan kebermanfaatan melalui perubahan nama dengan konotasi yang lebih positif yaitu menjadi telah berkemas (tetap lestari harus berdayakan kelompok masyarakat).

“inovasi telah berkemas sudah berdampak pada pengurangan jumlah kasus destructive fishing di wilayah perairan hulu sungai selatan dari 5 kasus tahun 2017 menjadi 2 kasus tahun 2022” ungkap PJ.

Lebih lanjut Pj Hermansyah mengungkapkan hasil tangkapan ikan meningkat setiap tahunnya, fishing ground relative mudah dijangkau seiring pertumbuhan populasi ikan karena lingkungan terjaga dari destructive fishing.

luasan areal pengawasan bertambah dari 20 desa fishing ground tahun 2017 menjadi 33 desa tahun 2022 dan pokmaswas bertambah dari 20 kelompok tahun 2017 menjadi 33 kelompok tahun 2022.

dampak juga terlihat pada pertumbuhan pendapatan masyarakat nelayan 3 tahun terakhir yang jika dirupiahkan, jumlah produksi perikanan tangkap rata-rata sebesar 9.201,47 ton pertahun dikalikan harga rata-rata rp. 20.000,- perkg maka didapatkan hasil sekitar rp.184 milyar.

“Inovasi ini juga turut didukung dan dikuatkan fatwa MUI Kab HSS tentang larangan penggunaaan setrum, potasium dan cara-cara yang tidak wajar lainnya dalam penangkapan ikan bahwa hukum penggunaan setrum, potassium dan cara-cara yang tidak wajar lainnya dalam penangkapan ikan adalah haram” tuturnya.

Berbagai inovasi juga terus dilaksanakan dan kembangkan Pemkab HSS dengan fokus pembaharuan orientasi pada zero destructive fishing dan zero operational cost.

“tidak cukup hanya dengan inovasi perikanan tangkap namun juga dikembangkan inovasi perikanan budidaya yaitu: kampung gabus haruan” terangnya.

kampung ikan gabus haruan dapat meminimalisir lonjakan inflasi daerah melalui peningkatan produksi budidaya ikan, pengembangan ini mampu menekan fluktuasi produksi tangkap ikan gabus haruan yang bersifat musiman agar dapat stabil memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Kab HSS khususnya dan Provinsi Kalimantan Selatan umumnya.

selain itu inovasi ini tetap pada pelestarian flasma nutfah perairan terutama potensi perikanan yang berpusat di kawasan danau bangkau kecamatan kandangan sebagai zona reservat utama yang dikelilingi beberapa zona pendukung yang tersebar di kecamatan angkinang, daha selatan, daha utara, daha barat, simpur dan kalumpang,

Sementara itu Asisten Deputi Koordinasi dan Fasilitasi Strategi Pengembangan Praktik Terbaik Pelayanan Publik Kemenpan RB Dr Ajib Rakmawanto mengatakan Kab HSS merupakan salah satu kabupaten yang cukup aktif dalam mendorong inovasi-inovasi pelayanan publik.

“dalam data kami ada 13 kali pemenang dan dimana setiap tahunnya menyelenggarakan kompetesi inovasi pelayanan public yang kami laksanakan sejak tahun 2014 sampai tahun 2023, dan selama 10 tahun ini Kab HSS telah menyumbang 13 kali penghargaan ” ungkapnya.

Reporter:Amutz

Pos terkait

banner 468x60