Budidaya Madu Kelulut, Raih Omzet 2 -3 Juta Perbulan

Budidaya Madu Kelulut oleh Kelompok Berkat Bersatu Kel. Sungai Besar Banjarbaru (Foto:MCBjB)

Wartaniaga.com, Banjarbaru – Program RT Mandiri yang dijalankan di era Pemerintahan Walikota Banjarbaru, HM Aditya Mufti Ariffin, kini banyak dirasakan manfaatnya oleh warga.

Salah satunya adalah Kelompok Masyarakat (Pokmas) Madu Kelulut Berkat Bersatu. Madu Kelulut berhasil dibudidayakan dan beromzet 2 – 3 juta perbulan.

Ketua Pokmas Madu Kelulut Berkat Bersatu, Ahmad Nur Kholis, mengungkapkan berkat program RT Mandiri, ia bersama warga lainnya bisa mengembangkan budidaya kelulut ini secara masif.

“Program ini mulai kami terima pada Juli di tahun 2023, sekarang Mei 2024. Ini baru masuk semester ke-2, jadi sudah proses panen,” tuturnya saat ditemui media di Pokmas Madu Kelulut Berkat Bersatu RT 19 Kelurahan Sungai Besar, Jum’at (17/5).

Sebetulnya 3 bulan sekali lanjutnya, cuma kita bagi biar bisa panen satu bulan sekali. Dari 60 koloni, dibagi 20, jadi setiap bulan panen 20 koloni.

Nur Kholis pun menceritakan awal mula dirinya bersama warga mengembangkan usaha madu kelulut.

“Ketika kami baru pindah kemari, dibelakang perumahan masih hutan, nah ternyata di dalam pondasi rumah-rumah di perumahan ini banyak sekali kelulut, disitulsh kami berpikir kalau itu bisa menjadi potensi lokal yang bisa dikembangkan,” jelasnya.

Ia juga mengatakan manfaat madu kelulut itu luar biasa, karena dalam penelitian yang di publish sama pihak Singapura Medis, gugusan gulanya itu gugusan gula trehalosa, yang bisa menstabilkan kadar gula.

“Di samping itu madu kelulut juga anti kanker, punya anti mikroba, antioksidan, terus anti inflamasi dan punya nutrisi yang kompleks,” terangnya.

Nur Cholis menceritakan awalnya pembeli madu kelulut dari kolega tetangga yang punya masalah dengan kesehatan.

“Kami juga memasarkan di Shopee juga, Lazada, nah ternyata permintaan atau penjualan meningkat, hingga kekurangan kuota madu gitu, jadi harus inden,” tuturnya.

Masih kata Nur Kholis, hingga sekarang, rata-rata perolehan omset per bulan dari madu kelulut sebesar 2 juta sampai 3 juta.

“Kami mengharapkan support dan dukungan dari Pemko Banjarbaru, supaya Pemko itu memperhatikan persoalan karhutla, sampah, karena indikator pencemaran itu bisa dilihat dari populasi kelulut itu,” tutupnya.

Editor : Eddy Dharmawan

Pos terkait

banner 468x60