Wartaniaga.com, Banjarbaru – Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan terus memberikan edukasi, kesadaran dan pemahaman kepada masyarakat tentang kawasan Geopark Meratus agar menjadi bagian dari Unesco Global Geopark (UGG).
Hal tersebut mengemuka saat acara “Coffee Talk” oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Kalimantan Selatan di Satara Coffe Jl RP Soeparto , Loktabat Utara Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Selasa (26/9).
Acara dengan tema “Persiapan Menuju Penilaian Unesco Geopark Meratus” menghadirkan 2 nara sumber, yaitu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Nurul Fajar Desira selaku wakil ketua Pengelola Geopark Meratus dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalsel Hanifah Dwi Nirwana dipandu oleh Puspa dari dinas Kominfo Kalsel.
Dalam penyampaiannya, Hanifah mengatakan sejak tahun 2017 saat menyusun dokumen untuk mengusulkan Geopark Nasional satu tahun berikutnya yaitu ditahun 2018 sudah mendapatkan pengakuan bahwa Geopark Meratus sebagai Geopark Nasional.
“Artinya Geopark kita sebagai bagian dari Geopark-geopark yang ada di Indonesia, dan sekarang ada 10 Geopark Unessco atau global geopark Unesco yang sudah diakui secara Internasional,”ujar Hanifah yang juga menjadi ketua harian di Geopark meratus ini.
Kita bersama Merangin Lanjutnya, ada di aspiring global geopark Unesco artinya kita menyongsong menjadi bagian dari geopark dunia dan kita berharap bagian dari 119 UGG (Unisco Global Geopark) yang ada diseluruh dunia. Termasuk Indonesia ada 10 mudah-mudahan kita yang ke-11.
“Kita akan mengenalkan Kalimantan Selatan di kancah Internasional, seperti yang disampaikan bapak Gubernur kita bahwa “Kalimantan Selatan Menjemput Dunia” melalui inilah kita ingin buktikan eksistensi Kalsel itu bagian dari dunia,”paparnya.
Sementara itu, Fajar Desira mengatakan bahwa Geopark Meratus yang saat ini berstatus geopark nasional yang akan diusulkan menjadi Geopark Unesco. Usulan itu dalam proses dan bulan Oktober ini kita menyerahkan dokumen dalam 3 bahasa kepada Komite Nasional Geopark Indonesia dan selanjutnya nanti di evaluasi serta diteruskan ke Unesco Global Geopark untuk dipelajari.
“Selanjutnya dibulan April-Mei 2024 akan datang tim penilai untuk menilai apakah dokumen itu benar atau tidak sesuai dengan yang tertulis didokumen dan juga pemahaman masyarakatnya tentang geopark itu, bagaimana mereka mengelola masing-masing situs itu,”ungkapnya kepada media.
Ditambahkan juga oleh Hanifah, bahwa persiapan yang sudah dilakukan mulai dari Aksesbilitas, Visibilitas dan juga pendukung lainnya seperti persiapan dari kapasitas masyarakatnya.
“Bagaimana kami sedang mendorong, bagaimana masyarakat memahami, mengetahui, meningkat kemampuannya secara ekonomi dalam hal ini kita juga mendorong geoproduk, geosouvenir, kemudian juga geokuliner dan beberapa hal lain dalam pengelolaan dari situs-situs mereka,”terang Hanifah.
Hanifah juga menjelaskan, selain bekerjasama dengan banyak pihak contohnya dengan Bank Indonesia tentang bagaimana mengelola keuangan, itu juga bagian penting didalam persiapan kita.
“Dan jangan lupa bahwa Geopark ini tujuannya untuk parawisata, maka kita akan menyusun paket wisata keempat rute ini. Nanti aka ada paket 2 hari 1 malam, 3 hari 2 malam, 4 hari 3 malam maupun 5 hari 5 malam. Itu kita siapkan dengan biaya dan akan kita sosialisasikan kepada seluruh anggota Asita atau travel-travel biro,”timpal Fajar Desira.
Dalam waktu dekat sambung Hanifah, kita akan promosikan pada Pamor Borneo yang diinisiasi oleh Bank Indonesia yang dilaksanakan di kota Surabaya oleh Vendor pelaku usaha Biro perjalanan atau travel wisata dan even-even pendukung wisata lainnya.
Editor : Eddy Dharmawan




















