Wartaniaga.com, Amuntai – Sebagai Upaya Untuk Memperbaiki lingkungan Hidup dan meningkatkan Ketahanan bencana di sektor kehutanan, Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalimantan Selatan Adakan Rapat koordinasi (Rakor) Revolusi Hijau, bertempat di Aula Idham Chalid, Amuntai, Senin, (10/4).
Berlatar belakang masih luasnya lahan kritis dan rendahnya kemampuan Rehabilitasi hutan dan lahan di Kalimantan Selatan dan upaya pembasmian putri malu raksasa yang ada di daerah Hulu Sungai Utara yang menghambat mengalirnya air.
Rapat tersebut di hadiri Pj.Bupati Hulu Sungai Utara R.Suria Fadliansyah, Forkopimda Kab.HSU, Camat, Kapala desa se Kabupaten Hulu Sungai Utara juga dihadiri kepala Dinas Kehutanan, yang diwakili Kabid Penyuluhan dan Pandes Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan Bapak Geoe Arya Subhakti.
“Gerakan revolusi hijau ini adalah langkah besar Kalimantan Selatan, dalam upaya memperbaiki lingkungan hidup dan meningkatkan ketahanan bencana di sektor kehutanan,”. Ungkap Arya subhakti.
Arya Subhaki, mengharapkan dengan adanya Rakor ini bisa merubah mainset semua pihak untuk gemar menanam, sehingga bersinergi membunyikan gerakan ini di berbagai tingkatan baik provinsi, kabupaten, kecamtaan dan desa.
Arya juga menambahkan Seluruh Aparat di tingkat Kabupaten, kecamatan dan juga desa, dapat berperan aktif dalam gerakan revolusi hijau ini dan mendukung penanaman di wilayahnya masing – masing. Harapnya.
Pj.Bupati Hulu Sungai Utara R. Suria Fadliansyah menyambut baik dan mengapresiasi adanya rapat koordinasi yang di gelar oleh dinas kehutanan ini, beliau juga menganggap kegiatan ini penting dan strategis, bahkan menjadi langkah awal dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kepedulian dari berbagai pihak.
Dikesempatan ini juga R.Suria Fadliansyah mengatakan kita semua harus menyadari bahwa Indonesia saat ini dihadapkan pada permasalahan dampak dari peningkatan aktivitas dan kebutuhan manusia. Sampai saat ini pencemaran dan kerusakan lingkungan masih terjadi diberbagai wilayah yang menyebabkan bencana lingkungan,dimana lingkungan bumi dirasakan semakin tidak ramah lagi terhadap kehidupan manusia seperti udara semakin panas (global warning) ,meningkatnya frekwensi bencana banjir,tanah longsor dan kekeringan,meningkatnya kepunahan speses hewan,timbulnya berbagai macam penyakit baru yang tidak pernah ada sebelumnya,belum termasuk dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkannya.
Reporter : Darma Setiawan
Editor : Aditya