Wartaniaga.com, Sintang – Peran Komando Strategi Pembagunan Pertanian (Kostratani) untuk pertanian sangat penting. Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) memperkuat peran Kostratani sebagai Pusat Gerakan Pembangunan Pertanian Nasional.
Pada saat bersamaan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) pun mendukung setiap langkah yang dilakukan dalam peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dibidang pertanian.
“Karena dengan begitu dapat mewujudkan peningkatan produksi dan produktivitas komoditas yang berdaya saing guna mencapai swasembada pangan dan penerapan teknologi pertanian yang modern”, kata SYL
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menjelaskan bahwa kita perlu memulai dengan merubah persepsi petani bawa pertanian tidak hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri maupun keluarga akan tetapi pertanian itu harus dijadikan sebagai ladang menghasilkan duit.
“Peningkatan produktivitas wajib hukumnya diikuti dengan peningkatan pendapatan petani. Bagaimana caranya? Dimulai dengan merubah persepsi pertanian bukan hanya sekedar kewajiban, keharusan, apalagi keterpaksaan. Pertanian harus bisnis karena dengan bisnis peluang menghasilkan uang terbuka lebar,” kata Dedi
Oleh karenanya, untuk mengubah persepsi masyarakat di Pedalaman pegunungan kampung Kwau, masyarakat didorong untuk menjadikan tanaman kopi sebagai komoditas utama serta sebagai sumber penghasilan masyarakat.
Salah satunya peran Kostratani di realisasikan oleh Kementan dengan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas bagi Petani dan Penyuluh Pertanian. Dimana kali ini dilaksanakan di beberapa wilayah di Kalimantan Barat.
Bimtek ini dalam pelaksanaannya dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT), Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, yaitu SMK-PP Negeri Banjarbaru.
Kegiatan kali ini dilaksanakan di Kalimantan Barat tepatnya digelar di Penginapan Cika, kabupaten Sintang(20/06). Peserta sendiri berjumlah 85 orang yang terdiri dari kapasitas petani dan penyuluh pertanian Kabupaten Sintang.
Bimtek ini sendiri merupakan kegiatan kerjasama antara Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Komisi IV dengan Kementerian Pertanian, yang dilaksanakan oleh BPPSDMP, Kementan.
Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso sebagai wakil dari Kementan yang hadir di acara tersebut menyampaikan, “Petani milenial harus mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman, harus bisa memberikan sentuhan teknologi pada usaha pertaniannya dalam rangka menggenjot produksi dan mengefisienkan biaya produksi”, ujarnya.
Lanjut Kepala Sekolah, “Selain itu petani jaman sekarang harus aktif tergabung pada komunitas2 pertanian, karena pada komunitas tersebut terjadi saling share pengetahuan informasi teknologi bahkan informasi terkait pasar serta masuk ke dalam pasar digital”, Tambahnya.
“Sehingga rantai pasar bisa terpangkas dan akhirnya meningkatkan pendapatan, dengan pendapatan meningkat diharapkan kesejahteraan petani pun meningkat”, Pungkas Budi Santoso.
Bimtek ini sendiri juga dihadiri oleh anggota Komisi IV DPR RI, Yessy Melania, yang memberikan sambutan dan arahan via zoom kepada peserta. Selain itu 85 peserta ini diberikan materi dari 2 orang narasumber yang ahli di bidangnya.
Narasumber pertama ialah Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kab.Sintang, Eka Dahliana, yang memberikan materi tentang Manajemen Pertanian. Pemateri kedua ialah Praktisi Pertanian dari Pontianak, Bapak Abdul Haris, yang menyampaikan materi Strategi Agribisnis dan Optimalisasi Penggunaan Teknologi Bagi Petani Milenial.
Perlu diketahui bahwa bimtek ini sendiri untuk mendukung program aksi dari Kementan bekerjasama dengan Komisi IV DPR-RI, dalam peningkatan kapasitas melalui peran Kostratani kepada petani milenial dan penyuluh pertanian yang kali ini dilaksanakan di kalimantan barat yang nantinya menambah pengetahuan dan keterampilan petani dan penyuluh setempat.
Sumber : Kementan RI