Dia menambahkan, walau berusia muda, ketiga petenis yang memperkuat Tim Davis Indonesia memiliki pengalaman bertanding kelas dunia. Justin Barki yang beberapa waktu belakangan ini tinggal di Amerika Serikat menjadi andalan Indonesia ketika bertemu Filipina dan Srilanka tahun 2018. Sementara Ari Fahresi pernah mengemas satu angka dalam nomor tunggal ketika melawan Selandia Baru tahun 2019, dan Gunawan menang atas petenis Kenya tahun lalu.
Adapun Ketua Dewan Pembina PELTI, Djan Farid, dalam sambutannya mengatakan, kejuaraan ini adalah salah satu tantangan besar yang dihadapi PELTI.
Dia percaya, dengan kerja keras semala masa persiapan sejak awal tahun ini, Tim Davis Indonesia dapat memetik hasil membanggakan.
Di sisi lain, Djan mengatakan, PELTI di era Rildo Ananda Anwar telah berbuat banyak membuat olahraga tenis lapangan (lawn tennis) lebih dikenal masyarakat luas.
“Sebelum ini olahraga tenis lapangan kurang pemberitaan. Tapi sejak Pak Rildo menjadi ketuanya, prestasinya mulai naik dan beritanya ada di mana-mana,” ujar Djan Farid yang juga anggota Dewan Pembina Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) itu.
Setelah Piala Davis di Barbados, tambahnya, ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua juga akan dimanfaatkan PELTI untuk memompa prestasi atlet-atlet tenis di tanah air dan mempromosikan cabang olahraga ini.
Kapten Tim Davis Indonesia, Febi Widianto, dalam sesi latihan Selasa pagi di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, mengatakan, persiapan dia dan teman-temannya sudah matang. Sebagai Playing Captain dalam kompetisi di Barbados, Febi juga dapat diturunkan dalam pertandingan.
Febi dan teman-temannya mengikuti Pelatnas sejak bulan Januari lalu. Pelatnas ini tadinya juga ditujukan untuk ajang SEA Games yang akhirnya diundurkan pelaksanaannya.
Febi juga mengatakan belum bisa memastikan bagaimana tingkat kemampuan lawan-lawan yang akan mereka hadapi di Barbados.




















