Sedangkan pada peningkatan di luar Jawa terutama berada di Sulawesi dengan pertumbuhan volume penjualan sebesar 61,3 persen atau pangsa pasar 8,9 persen, didukung oleh proyek smelter di Konawe serta diikuti pertumbuhan penjualan di Kalimantan meningkat sebesar 15,7 persen atau pangsa pasar 22,3 persen dan Sumatera ada peningkatan sebesar 10,8 persen (pangsa pasar 13,1%).
“Pendapatan neto perseroan meningkat 8,0 persen menjadi Rp6.666,9 miliar dibandingkan semester I tahun 2020 sebesar Rp6.175,2 miliar yang terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan,” imbuhnya lagi.
Dijelaskannya lebih jauh, semester pertama tahun 2021 telah memberikan signal yang positif terhadap pemulihan ekonomi namun sejak Juli dimana Indonesia kembali mengalami gelombang pandemi kedua yang diikuti oleh pembatasan mobilitas yang ketat dari Pemerintah, Covid-19 merupakan faktor ketidakpastian yang berkelanjutan pada pemulihan ekonomi.
Namun demikian, Indocement tetap optimis terhadap konsumsi semen domestik pada tahun 2021 dengan perkiraan pertumbuhan 5 persen dari tahun-tahun sebelumnya, konsumsi semen di semester kedua telah bertumbuh lebih dari 30 persen jika dibandingkan semester pertama. Tren yang sama diperkirakan akan berlanjut disebabkan oleh penyelesaian anggaran belanja pada akhir tahun pada proyek-proyek yang sedang berjalan, lebih banyaknya proyek-proyek infrastruktur dan swasta yang akan mulai di semester kedua serta sektor perumahan yang mendapat keuntungan dari insentif PPN untuk rumah baru, suku bunga yang lebih rendah, termasuk relaksasi pada rasio LTV/ FTV.
“Tentunya harapan akan pemulihan konsumsi semen tersebut pada akhirnya akan banyak bergantung pada tingkat penyebaran Covid-19 yang dapat dikendalikan dengan baik. Faktor lain yang juga membuat ketidakpastian berkenaan dengan tingginya kenaikan biaya energi baik harga pembelian batu bara maupun harga bahan bakar. Hal ini akan membutuhkan Perseroan untuk terus melakukan efisiensi baik dalam biaya produksinya maupun dengan berbagai inovasi untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif di kemudian hari,” tandasnya.
Reporter: Ahmad Syarif
Editor : Edi Dharmawan




















