Wartaniaga.com, Banjarmasin- Keluarnya aturan Pemko Banjarmasin tentang pakaian Non PNS atau karyawan honorer memancing beragam tanggapan dari masyarakat dan anggota dewan.
Salah satunya Senator DPD RI perwakilan Kalimantan Selatan Habib Abdurrahman Bahasyim, yang akrab dipanggil dengan Habib Banua.
Ia menilai peraturan seperti itu bukan sesuatu bersifat urgen yang diperlukan masyarakat saat ini. Masih banyak hal yang lebih penting dan substantif untuk ditindak oleh pemerintah dibandingkan membuat edaran tentang pembedaan seragam pegawainya.
menanggapi kebijakan baju non pns
“Hal itu bukan sesuatu yg urgen dan substantif, yang perlu dipikirkan dari PNS dan Honorer adalah kinerja mereka, apakah bisa memenuhi ekspektasi masyarakat yang mempercayakan kemajuan Kota Banjarmasin ,” ucap pria dengan sebutan Habib Banua ini.
Harusnya, lanjut Habib Banua, Pemerintah Kota Banjarmasin lebih berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yg bekerja di Pemerintah Kota, dari Kelurahan, kecamatan hingga PNS yang ada di Balai Kota,
“Sehingga kinerja yang dihasilkan oleh PNS dan Honorer memiliki kualitas yang bagus, dan bisa menghasilkan pelayanan terbaik bagi masyarakat dengan maksimal,” jelasnya.
Ia hanya menginginkan pemerintah harus mendahulukan hal-hal yang substantif dan urgen bagi masyarakat, daripada hanya mengurusi seragam yang dikenakan. “apakah parameternya sdh terukur berkaitan dengan kualitas peningkatan sumber daya manusia PNS dan Honorer?,” Ungkapnya.
Baginya, kualitas pegawai yang ada dilingkup pemerintahan merupakan hal yang harus ditingkatkan, entah itu termasuk pegawai Honorer maupun yang PNS.
Ia mengingatkan, jangan sampai hal seperti ini menjadi bumerang bagi Pemerintah Kota Banjarmasin, “yang tujuan awalnya menegakkan Permendagri tentang acuan tatalaksana PNS, malah menjadi kesan yang negatif bagi masyarakat. Karena di Banjarmasin masih banyak hal berkaitan langsung dengan masyarakat yang sangat memerlukan kebijakan dari pemerintah terkait,” pungkasnya.
Reporter : Zakiri
Editor : Hamdani
Foto : Zakiri
