Inilah Hasil Nyata Lomba Meharagu Sungai di Banjarmasin

Lomba Maharagu Sungai di Kecamatan Banjarmasin Utara

Wartaniaga.com, Banjarmasin – Semangat menjaga kelestarian sungai di Kota Banjarmasin kembali menguat melalui lomba Meharagu Sungai yang digelar di Sungai Pandai, Kelurahan Alalak Selatan, Kecamatan Banjarmasin Utara. Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi telah menunjukkan perubahan nyata di lingkungan sekitar sungai dan perilaku warganya.

Ali Muqaram, Kasi Pemerintahan Kecamatan Banjarmasin Utara, mengungkapkan bahwa keterlibatan warga adalah kunci keberhasilan lomba ini.
“Kami dari Kecamatan Banjarmasin Utara berterima kasih kepada masyarakat yang sudah berpartisipasi dalam memelihara kebersihan dan kelestarian sungai di Alalak Selatan. Tanpa dukungan warga, mustahil program ini berjalan baik,” ujarnya saat ditemui di lokasi kegiatan, Sabtu (20/9/2025).

Hal senada disampaikan oleh Muhammad Liqa Syuhada, S.STP, Lurah Alalak Selatan. Ia menyebut lomba ini sebagai momen penting untuk melihat sejauh mana masyarakat peduli terhadap sungai di lingkungannya.

“Hari ini adalah penilaian terakhir lomba Meharagu Sungai Pandai. Juri sudah melakukan pengecekan dari ujung depan sampai belakang sungai, dan alhamdulillah banyak perubahan. Kebersihannya meningkat, lingkungannya lebih tertata, bahkan perilaku masyarakat ikut berubah lebih peduli,” jelasnya.

Menurut Liqa, menjaga sungai tidak bisa hanya dilakukan karena adanya lomba, namun harus berkelanjutan. “Harapan kami ke depan, seluruh warga menjaga sungai-sungai di Banjarmasin agar slogan ‘Kota Seribu Sungai’ tetap hidup. Selain itu, kami juga mendorong adanya perbaikan infrastruktur, seperti penyaringan di tepi sungai untuk mencegah abrasi,” tambahnya.

Dari sisi penilaian, Didin Ariyadi, salah satu anggota tim juri, menjelaskan bahwa lomba tahun ini melibatkan 15 sungai di Kota Banjarmasin dengan 13 kategori penilaian. Di Banjarmasin Utara sendiri, ada tiga sungai yang dinilai, yaitu Sungai Pandai, Sungai Jeruju, dan Sungai Jagabaya. “Kami menilai dari berbagai aspek, mulai dari kelancaran aliran air, fungsi sungai untuk transportasi, hingga penghijauan di sekitarnya. Di Sungai Pandai, perubahannya cukup signifikan, terutama dari sisi penghijauan dan gotong royong warga membersihkan sungai,” terangnya.

Didin juga mengingatkan bahwa lomba ini bukan tujuan akhir, melainkan jembatan untuk menumbuhkan kesadaran bersama. “Kami berharap masyarakat tetap menjaga sungai setelah lomba selesai. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, banyak sungai yang berhenti dirawat setelah lomba usai. Padahal yang paling penting adalah keberlanjutan,” tutupnya.

Editor : Hariyadi

Pos terkait