Terlepas dari itu, dalam hemat kami, legasi Jokowi dibidang infrastruktur memang nampak dimana-mana. Selain itu, legasi Jokowi yang juga sangat menonjol adalah kebijakan hilirisasi pengelolaan Sumber Daya Alam. Kebijakan ini sukses menempatkan Indonesia dalam posisi strategis dalam Mata Rantai Pasokan Dunia (Global Supply Chain).
Maka bila kita identitifkasi legasi kepresidenan Joko Widodo adalah Pembangunan Infrastruktur dan Kebijakan Hilirisasi dan Pemindahan Ibukota Nusantara, dengan kata lain, dari segi sifatnya, legasi Jokowi berupa massifnya pembangunan aspek material dalam masa kepresidenannya sangat layak.
Pencapaian pertumbuhan infrastruktur ini kemudian menimbulkan ekses yang juga dapat dipandang sebagai legasi Jokowi. Pilihan untuk memassifkan pembangunan disisi material ini kemudian berdampak pada pencapaian immaterialnya.
Pembangunan yang berfokus pada pencapaian material, terutama di negara-negara demokrasi berkembang, seringkali menuntut adanya konsentrasi kekuasaan dan kontroversi penolakan. Hal itu dianggap diperlukan untuk menjaga momentum pembangunan ekonomi masa depan karena memang intinya, konsentrasi kekuasaan itu berpusat pada pengkonsentrasian kekuatan ekonomi dan kekuatan politik pada satu center of gravity, yakni kekuasaan eksekutif.
Piramida ekonomi Indonesia kita harapkan ke depan bertumbuh paska dihadapkan pada disrupsi pandemic dan perubahan ekosistem digital [Disrupsi digital] terus mengalami perubahan signifikan. Selama satu dekade terakhir, ratio gini koefesien tahun 2024 bertahan di 0,379, hanya bergerak sedikit dibanding tahun 2021, sebesar 0,384.
Dengan pemodelan Kurva Lorenz ( model kurva yang menggambarkan ketidak pemerataan pembagian kekayaan atau pendapatan) kita akan menemukan bahwa kurang dari 20% penduduk Indonesia menguasai lebih dari 80% perekonomian Indonesia.
Menurut Prof Maman Suratman, kurang dari 1 % pelaku usaha besar yang berada dipuncak piramida bisnis di Indonesia, Sisanya berada didasar piramida. Dalam kondisi yang sedemikian sulit, Pemerintahan dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo dapat bertahan dan mampu menstabilisasi kompetisi pasar yang terus menerus membaik.
Tak bisa dipungkiri bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, proses konsentrasi kepemimpinan presdien Joko Widodo berlangsung gradual dan kumulatif. Gradual karena dilakukan melalui proses legalisasi dalam berbagai tingkatan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kumulatif karena dibarengi dengan konsolidasi kontrol terhadap partai-partai politik dan pengangkatan kepala daerah melalui proses demokratis. Desentralisasi atau otonomi daerah yang merupakan amanat reformasi perlahan-lahan semakin matang.
Dari proses demi proses bersamaan dengan waktu akhirnya kita boleh menikmati pesta demokrasi serentak diawali pada tahun 2024. Kematangan demokrasi semakin tampak diharapkan dapat diterjemahkan melalui kekuasaan eksekutif berikutnya yag terus diperkuat bersama baik keranah legislatif maupun yudikatif.
Kemandirian partai politik yang menjadi sokoguru kekuatan legislatif sebagai penjaga fungsi check and balances dalam sistem bernegara mengalami degradasi dan erosi. Kehadiran partai politik melalui kaderisasi legislator sebagai perwujudan nyata fungsi kontrol bermetamorfosis hanya sebatas slogan belaka.
Belum terpenuhinya hak-hak dasar warga menunjukan kegagalan para legislator sebagai wakilnya diparlemen. Dalam praktiknya, kerapkali terjadi konflik antara eksekutif dan legislative dalam memperjuangkan hak-hak rakyat yang diterjemahkan dalam regulasi kerap terjadi tarik menarik kepentingan dalam proses yang menghambat semua dinamika kebutuhan rakyat sesungguhnya.
Kesuksesan Pembangunan Material kepresidenan Joko Widodo telah diimbangi oleh kesuksesannya dalam Pembangunan Immaterialnya. Legasi Material Jokowi harus menyadarkan mata dan bathin kita bahwa perjuangan untuk rakyat banyak adalah keutamaan.
Mari kita semua warga Indonesia yang baik menyampaikan ucapkan rasa terima kasih kita dan mendukung keberlanjutan program-program pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Raka Bumi Raka agar semua legacy Presiden Joko Widodo di penghujung masa jabatannya terus dikenang dan akan menjadi bekal yang berharga bagi warisan Karya anak bangsa Presiden Joko Widodo yang monumental dan diakui masyarakat internasional.
Sekjen Forum Bersama Untuk IKN [ FORSAIKN ]




















