“Saat ini kurang lebih sudah 500 hakter lahan yang bisa kita bantukan bahkan yang sudah bisa dikembangkan,” terangnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, penurunan harga porang dipengaruhi oleh ekspor karena untuk saat ini Kabupaten Balangan masih menjual dalam bentuk umbi dan konsumen porang masih dari negara tetangga.
“Porang ini berkaitan dengan ekspor, karena bahannya tidak semua dipergunakan didalam daerah tetapi lebih luas dengan ekspor ke jepang korea dan negara lainnya,” paparnya.
Sementara itu, Petani Porang dari Desa Haur Batu Kecamatan Paringin, Agus Suhadi mengatakan, turunnya harga porang mengakibatkan kurang diliriknya tanaman porang dari komoditas unggulan petani
“Tidak sedikit kebun porang dialih fungsikan menjadi kebun cabe, “ujar Agus
Agus membeberkan alasan beralih fungsi dari tanaman porang menjadi tanam cabe ialah tingginya pasaran cabe saat ini.
“Cabe memiliki pasar yang cukup tinggi, sedangkan porang pasarnya sedikit dan harganya turun, “ungkap Agus
Agus berharap harga pokok porang kembali stabil sehingga daya tarik petani pada tanaman porang kembali menggejolak.
Reporter : Siti Nur Janah
Editor : Nirma Hafizah




















