“Kalau dari bahasa banjarnya itu batuah, tapi kalau kita tau itu adalah barokah. Seperti misalnya saja rumah, bagaimana bisa rumah itu bertahan selama 500 tahun? Itu karena selalu di jaga, maka itu menjadi barokahnya,” lanjutnya.
Sementara itu dalam tausyahnya ustadz yang akrab disapa UAS ini mengatakan bahwa walaupun orang itu miskin, tetapi kalau ia beriman, maka kemiskinannya itu hanyalah sementara.
“Sementaranya itu sampai kapan? Sampai malaikat maut datang,” ucapnya.
“Orang beriman ia tidak takut menghadapi hidup. Karena penyakit paling mengerikan bukan kemiskinan tetapi takut menjalani hidup,” tambahnya.
“Kasus bunuh diri paling banyak bukan di Indonesia, tetapi di luar negeri. Di sana banyak yang hidupnya tenang dan berlimpah harta, tetapi ia tidak berani menjalani hidup,” pungkasnya
Reporter : Syarif Wamen
Editor : Hani




















