Defisit Beragam, Bikin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Monoton

Defisit Beragam, Bikin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Monoton

Oleh sebab itu ujarnya, negara mesti merumuskan strategi agar dapat efisien melalui pendekatan competitive advantages atau comparative advantages. Dimana keduanya, tetap yang dibutuhkan adalah Industri Manufaktur dalam negeri yang kuat.

Adapun soal perubahan struktur ekonomi dari production based atau Tradable Goods (Sektor Rill) menjadi ke service/consumption-based atau Non Tradable Goods (Sektor Jasa) sudah terjadi di Indonesia sejak Tahun 2009.

“Khususnya Industri Manufaktur, saat ini Porsi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) secara rata-rata di bawah 20 persen dari sebelumnya sekitar 26 persen,” ujar Trubus.

Ia menilai hal tersebut terjadi seiring dengan tingkat pertumbuhan Tradable Goods yang sejak tahun 2000 konsisten di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi nasional atau sering disebut pertumbuhan yang kurang berkualitas.

Dengan demikian, disimpulkannya, tren pertumbuhan Indonesia akan cenderung menurun bila tetap dibiarkan. Oleh sebab itu, bila ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan, menyelesaikan Defisit Perdagangan, Defisit Neraca Berjalan, Defisit Neraca Pembayaran, dan Pengangguran.

“Maka ekonomi Indonesia harus kembali ke Struktur Ekonomi yang berbasis production based atau Tradable Goods (Sektor Rill), khususnya memperbaiki Sektor Industri Manufaktur,” jelasnya.

Ditambahkannya, Terlebih lagi, Indonesia baru akan memasuki Bonus Demografi di Tahun 2030-2045. Di mana populasi usia produktif diperkirakan akan bertambah sebanyak 30 juta orang pada tahun 2030, sehingga akan menjadi penting bagi pemerintah untuk membuka dan memastikan lahan pekerjaan bagi mereka.

“Apabila tidak dilakukan dari sekarang, Indonesia akan menghadapi permasalahan struktural lainnya yang sering disebut adalah jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap,” pungkasnya.

Editor : Mukta
Foto : Ist

Pos terkait