“Jangan hanya pakai pupuk kimia, tetapi perbanyak penggunaan pupuk organik. Kimia masih mungkin dibutuhkan karena ini berskala ekonomi dan beberapa varietas membutuhkan, tetapi kita dahulukan dengan memberi tanah dengan nutrisi organik,” ucap Syahrul.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa yang dapat menyuburkan tanah bukan pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah.
“Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa buat sendiri asalkan ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan, karena pupuk mahal kita hanya diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan” ucap Dedi.
Kegiatan sekolah lapang genta organik ini rencana nya akan melalui beberapa tahapan yaitu Rembug Tani sebanyak satu kali, Pembelajaran Tematik sebanyak empat kali, dan Farmer Field Day (FFD) sebanyak satu kali. Dimana kegiatan ini akan melibatkan BPP Limpasu, PPL, dan Petani dari 9 desa yang ada di kecamatan Limpasu. Dengan jumlah pesera sebanyak 50 orang dari 10 kelompok tani.
Salah satu pendamping sekolah lapang genta organik yang berasal dari SMK-PPN Banjarbaru, Fofa Arofi menerangkan, sekolah lapang genta organik merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pembuatan, pemanfaatan dan pengaplikasian pupuk organik dalam budidaya serta dibarengi dengan penerapan sistem pertanian ramah lingkungan seperti penggunaan pembenah tanah, pestisida nabati serta pemanfaatan biomasa secara optimal.
Sumber : Humas SMK PP Banjarbaru





















