Wartaniaga.com,Banjarmasin- Uji coba tahap pertama penggunaan Aplikasi MyPertamina untuk mendapatkan BBM bersubsidi Pertalite dan Solar di 18 SPBU di Banjarmasin akan dimulai pada 1 Juli 2022.
Aturan ini rupanya memantik beragam tanggapan dari masyarakat terutama para sopir angkutan umum, lantaran kebanyakan dari mereka masih belum mengetahui informasi tersebut.
Saini, Supir Taksi Banjarmasin – Tanah Laut yang sehari-hari mangkal di Terminal Km 6 Banjarmasin mengaku keberataan dengan adanya program tersebut.
Menurutnya, hingga saat ini dirinya belum tahu adanya kebijakan untuk membeli Pertalite dan solar di SPBU harus mendaftar dulu ke aplikasi MyPertamina.
“Belum tahu. Belum pernah dengar kalau nanti beli pertalite dan solar mesti pakai aplikasi lagi. Kalau jadi diberlakukan seperti itu, rasanya kami jadi lebih sulit,” ungkapnya.
Bukan tanpa alasan, Saini dan teman-temannya sesama sopir angkutan ternyata masih banyak yang menggunakan telpon genggam jadul (jaman dulu), atau jenis GSM. Sehingga akan menjadi kendala bagi mereka.
“Kan tidak semua menggunakan HP android. Masa kami harus beli yang baru lagi. Kalau tidak punya HP android dan aplikasi MyPertamina, kami mending beli BBM di luaran saja,” keluhnya.
Saini berharap, Pertamina dapat memberikan kebijakan bagi para sopir angkutan umum yang banyak masih menggunakan HP GSM.
“Misalnya saja dibuatkan kartu khusus untuk angkutan,” imbuh Saini, yang mengaku sudah 15 tahun menjadi sopir angkutan.
Tidak berbeda dengan Saini, Wandi supir truck yang biasanya membeli solar di kawasan Jalan Gubernur Soebarjo merasa bingung jika harus membeli solar harus mendaftar terlebih dahulu.
” Bagaimana jika STNK dengan KTP kami beda nama, bagaimana jika HP kami tidak android dan bagaimana jika tidak ada sinyal saat kami membeli di pedalaman Kalteng,” ujarnya dengan segala tanya.
Dirinya berharap ada sosialisasi dan kebijakan dari Pertamina agar tidak menyulitkan mereka.
” Saaat ini saja kami harus antri berhari-hari untuk mendapatkan solar, apakah ini menjadi solusi bagi kami,” ucap Wandi.
Sementara, Area Manager Communication & CSR Regional Kalimantan, Susanto Agustus Satria, menjelaskan bahwa semua masih dalam tahapan sosialisasi.
“Besok kan masih tahap sosialisasi. Silakan masyarakat yang akan membeli BBM seperti biasa. Tidak ada larangan ke masyarakat untuk tidak boleh beli BBM. Silahkan membeli,” ungkapnya, Rabu (30/6).
Diterangkannya, pada periode 1-31 Juli 2022 meruapan masa sosialisasi jadi masyarakat masih bisa membeli secara tunai atau non tunai.
Satria menambahkan, bagi yang merasa berhak kendaraannya mengonsumsi BBM Subsidi, silahkan untuk mendaftarkan kendaraannya ke website yang telah disediakan.
Namun, jika sudah dicoba dan mempunyai kendala, maka masyarakat dipesilahkan datang ke klinik helpdesk yang telah disediakan SPBU.
“Bagi yang sudah coba mendaftar, lanjutnya, sementara masih menunggu konfirmasi barcode, lalu besoknya mau beli BBM, disilahkan untuk membelinya. Tidak perlu panic buying,” tambahnya lagi.
Dijelaskan Satria, gunanya mendaftarkan kendaraan adalah untuk melindungi konsumen yang berhak membeli BBM Subsidi dari konsumen yang tidak berhak.
Cara ini, katanya, diharapkan dapat membantu penyaluran BBM Subsidi agar tepat sasaran karena tercatat dengan lebih baik dan transparan.
“Inilah yang kami harapkan, Pertamina dapat mengenali siapa saja konsumen Pertalite dan Solar subsidi dan tentunya melindungi masyarakat yang memang berhak mengonsumsinya,” tuntasnya.
Terkait akan diberlakukannya uji coba pembelian Pertalite dan Solar di Banjarmasin.
Berdasarkan pantauan media ini, Rabu (30/6) di bebrapa SPBU di Banjarmasin kehabisan BBM jenis Pertalite.
SPBU Adiyaksa, SPBU Hasan Basri hingga 2 SPBU di kawasan Handil Bakti kabupaten Batola tidak ditemukan Pertalite.
Reporter : Ahmad Syarif
Editor : Hani




















