Dibanding Tahun Lalu, Penjualan Indocement Meningkat 4,9 Persen

Dilanjutkannya, dilihat dari tingkat komposisi bahan bakar alternatif di triwulan III/2021 meningkat menjadi 11,8% dari setahun penuh 2020 yaitu sebesar 9,3%, dan tingkat penggunaan batubara LCV berada pada 88% pada triwulan III/2021 dari setahun penuh 2020 yaitu sebesar 80%. Persentase margin Laba Kotor dipertahankan pada 33,9% dengan kenaikan nilai rupiah sebesar +4,5% dari Rp3.437,5 miliar menjadi Rp3.592,3 miliar. Marjin pendapatan operasional meningkat 230bps dari 11,0% menjadi 13,3% dan marjin EBITDA meningkat 250bps dari 19,8% menjadi 22,3%.

“Perseroan mencatatkan Pendapatan Keuangan yang lebih rendah – bersih sebesar -52,0% dari Rp235,2 miliar di Triwulan III/2020 menjadi Rp112,8 miliar yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga yang lebih rendah dari penurunan suku bunga progresif oleh Bank Indonesia sejak tahun lalu. Laba periode berjalan meningkat +8,2% menjadi Rp1.208,3 miliar di Triwulan III/2021 vs Rp1.116,7 miliar dari periode yang sama tahun lalu,” jelasnya.

Marcos juga menerangkan terkait dengan neraca keuangan yang tangguh, yang mana Perseroan membukukan posisi kas bersih dengan kas dan setara kas menjadi Rp6,8 triliun per 30 September 2021. Arus kas yang kuat yang dihasilkan dari operasi dan upaya manajemen yang gigih untuk meningkatkan modal kerja sebagai kunci untuk mempertahankan neraca Perseroan yang tangguh. Total pembayaran dividen untuk tahun 2020 adalah Rp725/saham dengan Dividen Interim yang dibagikan pada Desember 2020 sebesar Rp225/saham dan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Juli 2021 sebesar Rp500/saham yang dibagikan pada Agustus 2021.

Dengan Posisi Neraca Keuangan yang kuat dan tidak adanya hutang bank, Indocement tetap tangguh selama masa pemulihan ekonomi saat sekarang dan dari kondisi kelebihan pasokan industri semen yang berkelanjutan, termasuk partisipasi dalam kemungkinan konsolidasi industri semen di masa depan.

Pos terkait