Wartaniaga.com, Banjarmasin – Kabar terjadinya Gempa Bumi di Hulu Sungai Utara (HSU) sangat mengagetkan masyarakat Kalsel, termasuk Warga Banjarmasin yang memang posisinya agak jauh dengan Kabupaten tersebut, tetapi ini cukup mengagetkan. Sehingga kabar tersebut diragukan dan dikhawatirkan masuk sebagai kabar bohong atau hoax.
Berita tersebut memang benar terjadi. Hal tersebut dinyatakan Kabid Penanggulangan Bencana dari Dinas Sosial Kalsel, Achmadi saat dikonfirmasi, Senin (3/7) pagi.
“Sejak tahun 2019 BMKG sudah mencabut pernyataan aman tidak ada gempa bumi di Kalimantan Selatan. Dan saat ini sudah mulai terjadi,” ujar Achmadi.
Hulu Sungai Utara ( HSU) dengan Episentrumnya di Haruai, dengan kedalaman 25 kilometer, ada 4,6 skala richter gempa yang terjadi beberapa hari yang lalu, diakui Achmadi, memang Kalsel utamanya termasuk wilayah episentrumnya patahan dari Meratus.
Dinamakan patahan adalah lempeng di Kalsel, yang ada di beberapa daerah. Namun tidak perlu khawatir dalam hal ini.
“Kita berharap dan berdoa, semoga tidak separah seperti kejadian di Yogyakarta 6,4 skala richter kemaren, yang menghancurkan rumah dan pemukiman masyarakat,” ungkapnya.
Diakui Achmadi, yang menyebutkan, itu betul memang ada gempa dan tidak pungkiri bahwa wilayah Kalimantan, utamanya Kalsel bukan berarti tidak aman dengan gempa, karena sudah mulai ada pergeseran bumi, pergeseran kerak bumi, sehingga akan terjadi gempa bumi misalkan muncul, kapan sewaktu-waktu, pabila dan segala macam.
“Tapi kita tetap berharap tidak separah dan sebesar seperti yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia,” tambah Achmadi.
Sehubungan peristiwa ini, lanjut Achmadi, pihaknya sedang mempersiapkan kajian-kajian itu dan di APBD Perubahan, Dinas Sosial akan melakukan Pelatihan Secara Khusus Penanganan Bencana.
“Karena Bencana Gempa Bumi ini bukan barang baru bagi masyarakat Indonesia, walaupun juga ini sebenarnya dari dulu sudah ada gempa bumi ini , tapi tidak separah, tidak sebesar seperti yang terjadi di wilayah lain,” kata Achmadi.
Adanya gempa bumi tersebut, menjadi bahan bagi pihaknya untuk melakukan edukasi pada masyarakat untuk dilatih dan diberikan pendidikan , seperti sosialisasi agar masyarakat bisa mengamankan diri pada posisi yang lebih aman, ketika terjadi gempa bumi.
Apalagi sudah terjadi gempa di kawasan Kalimantan Timur seperti Nunukan, kemudian bergeser ke Tabalong dan Hulu Sungai Utara, dan Haruai yang masuk dalam wilayah Kabupaten itu sebagai episentrumnya.
“Cukup lumayan juga 3,6 skala richter ini. Tapi kita perhatikan betul untuk mempersiapkan masyarakat kita bilamana terjadi bencana (gempa bumi) ini dan kita harus siap,” beber Achmadi.
Disebutkan, berbagai kajian sedang disusun agar dapat dibuat pelatihan untuk masyarakat yang diberikan pelatihan tersebut antara Oktober hingga November 2023.
“Gempa Bumi yang terjadi ini harus juga menjadi perhatian. Karena selama ini kita hanya fokus pada bencana banjir, berfokus pada tanah longsor, dan sekarang ini berfokus lagi pada gempa bumi, utamanya yang berada di wilayah-wilayah pegunungan, cesar Meratus, Cesar Riam Kanan, Cesar Borneo yang masuk wilayah Kaltim yang harus kita waspadai,” tutur Achmadi.
Sejak tahun 2019 BMKG sudah mencabut pernyataan aman tidak ada gempa bumi di Kalimantan Selatan. Dan saat ini sudah mulai terjadi.
Achmadi mengingatkan, agar tetap siap siaga. Masyarakat juga harus sabar, tenang dan akrab dengan bencana. Jangan panik karena kita hidup di daerah rawan bencana, dalam cincin api (ring of fire).
“Sebagai daerah subur dengan sumber daya alam yang besar, namun tetap waspada dengan bencana, atau akrab bencana, agar tidak panik dan siaga bencana,” pungkasnya.
Editor : Eddy Dharmawan