Disdik Kota Banjarbaru Terapkan Kurikulum Merdeka

Kadisdik Kota Banjarbaru Dedy Sutoyo SSTP MM

Wartaniaga.com, Banjarbaru – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru menerapkan kurikulum Merdeka, dimana para guru memberikan pelajaran bukan hanya berupa materi tulisan tetapi diwujudkan juga dalam bentuk nyata seperti benda-benda dan alat peraga atau langsung mengenal di alam.

“Pada saat ini, kementrian pendidikan melaunching Merdeka Belajar, dan Merdeka Belajar ini ada 21 episode. Dan kurikulum merdeka adalah salah satu dari 21 episode tersebut,”ujar Dedy Sutoyo Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru kepada wartaniaga usai pengambilan donor darah di Mess L Banjarbaru, Sabtu, 13/8/2022.

Lebih lanjut dia menerangkan bahwa metode ini boleh dikatakan terbilang baru, baru metode pembelajarannya. Kalau yang dulu memakai 100% buku, sekarang pakai projek perubahan dengan tambahan alat peraga.

“Ini dilakukan agar para guru dan murid dapat merasakan perubahan berdasarkan potensi sekolah, potensi murid dan potensi guru jadi ada aspek-aspek yang terkait,”terangnya.

Dalam kurikulum ini melibatkan semua pihak terkait mulai komite sekolah, para murid dan juga guru. Sehingga diharapkan nantinya kemampuan literasi dan numerasinya semakin meningkat.

“Misalkan nih pelajaran tentang magnit, jadi bukan hanya tulisan dan gambar saja. Tetapi ada praktek benda atau vdo visual yang nantinya diharapkan bisa diterima oleh semua siswa didik,”ujar Dedsu sapaan akrab orang nomor satu di disdik kota Banjarbaru ini.

Dedsu menambahkan dengan kurikulum ini para guru bisa memilih sekolahnya apakah sekolahnya menggunakan atau tersigmen “merdeka berbagi atau merdeka berubah” mereka akan membuat modul aja dengan acuan dari kementrian pendidikan.

“Jadi sebenarnya kurikulum merdeka ini lebih hidup dan lebih mudah dimengerti oleh siswa, mereka akan lebih rajin membaca, memahami karena otak kanan dan otak kiri berfungsi lebih baik,”tandasnya.

Kurikulum merdeka ini dibagi menjadi 3 kelas atau sigmen, yaitu Merdeka Belajar, Merdeka Berubah, dan Merdeka Berbagi. Merdeka Belajar menggunakan K-13 dan projek perubahan, peran guru dan siswa saling interaktif .

Merdeka Berubah menggunakan tahapan yang legih tinggi guru-guru pengajar mempunyai kompetensi lebih sehingga mereka bisa membikin modul ajar dan membagikannya se Indonesia melalui komunitas akun id .

“Kurikulum Merdeka ini dilaunching karena angka literasi dan numerasi bangsa Indonesia ini rendah, setelah ada riset-riset kearah sana bagaimana pendidikan di luar Indonesia bisa meningkatkan angka literasi dan numerasi mereka,”lanjutnya.

Sehingga pelajaran tidak melalui buku, tetapi dilihat juga dari potensi anak, kemampuannya dan bakat serta faktor intelektual anak yang mendukung untuk meningatkan literasi dan numerasi.

“Mari kita sambut dengan baik dan kurikulum ini sangat positif karena pelajaran itu tidak sama diterima setiap anak melainkan menilai potensi , dan setiap anak didik itu berbeda satu sama lainnya,” pungkasnya.

Editor : Eddy Dharmawan

Pos terkait

banner 468x60