Wartaniaga.com, Tanah Bumbu – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi, merespon keinginan masyarakat untuk mengubah pola perkebunan mereka dari karet menjadi sawit.
Keinginan tersebut didasari harga karet yang menurun kian tahun. Ditambah produktivitas karet kurang maksimal akibat diserang Jamur Akar Putih (JAP). Akibat lain dari infeksi patogen itu adalah secara ekonomis, yaitu memerlukan biaya yang tinggi dalam pengendaliannya.
Paman Yani sapaan akrabnya menjelaskan, dirinya akan memfasilitasi keinginan masyarakat Kecamatan Karang Bintang untuk mengganti tanaman karet menjadi perkebunan sawit.
“Jika karet memang tidak bisa lagi menopang kehidupan masyarakat, solusi agar perekonomian tetap stabil yakni melalui konversi karet ke sawit,” ucapnya, Senin (22/1).
Ia mengatakan pada saat melakukan reses tersebut, kebetulan juga bersama Disbunnak Kalsel datang untuk mencari tau apa yang sebenarnya menjadi persoalan, sekaligus mencarikan jalan keluar semua permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat.
Paman Yani menyayangkan reses kali ini tidak dihadiri oleh Pemkab setempat. Padahal perlu kolaborasi yang “cantik” antara pemerintah kabupaten dan provinsi.
“Kita sebagai orang yang menginisiasi dan mendorong supaya persoalan bisa diselesaikan. Keinginan masyarakat simpel saja, bagaimana caranya agar ekonomi tetap stabil. Sehingga masyarakat kami tidak tertinggal perekonomian dengan daerah lain,” tutup Paman Yani.
Sementara itu, Camat Karang Bintang, Syafrudin mengatakan, usia produktif karet hanya berkisar 30 tahun.
Selain itu, disebutkannya, beberapa petani karet mengeluhkan penjualan yang sudah tidak menguntungkan sejak beberapa tahun terakhir.
“Sehingga bisa dibilang sudah kadaluarsa, jadi harapan kami ada konversi menjadi tanaman sawit,” ungkapnya.
Syafrudin juga menginginkan, agar pemerintah bisa membantu dalam hal pemeliharaan selama proses tanam.
“Kami berharap untuk penggarapan lahan. Untuk menopang kehidupan selama kurang lebih empat tahun,” tutupnya.
Editor : Aditya