“ Langganan kami tidak hanya dari kota Amuntai tetapi juga Barabai, Paringin, Tanjung, Kandangan bahkan ada dari Banjarmasin,” ucap Mama Adaw.
Menariknya, di tengah banyaknya kue-kue modern dirinya tidak takut bersaing karena selain mengandalkan rasa, Mama Adaw mengaku hanya menggunakan bahan-bahan alami dan berkualitas untuk membuat adonan kuenya ini.
“Selama masih banyak peminatnya, saya akan tetap berdagang kue tradisional ini. Apalagi ini merupakan usaha turun temurun yang sudah berjalan puluhan tahun,” tambahnya.
Buka dari pukul 08.00 Mama Adaw juga menyediakan kue tradisional yaitu lupis, apam dan cincin telipuk.
Baginya, membuat dan mejual pais sagu bukan hanya soal keuntungan tetapi budaya, mempertahankan budaya di tengah serbuan kue dan jajanan modern saat ini.
“ Kalau bukan kita siapa lagi yang menjaga warisan kuliner banua ini,” tutupnya.
Sekedar diketahui, Pais Sagu biasanya dimakan dengan ditambahkan larutan gula aren dan parutan kelapa. Rasanya sangat lezat. Sekali coba, sering membuat orang ketagihan.
Reporter : Darma Setiawan
Editor : Edhy Dharmawan