Wartaniaga.com,Banjarmasin- Pemahaman masyarakat tentang Pasar Modal yang kurang menjadi salah satu faktor minimnya investor Banua berinvestasi di Bursa Efek. Demikian dikatakan FX Sonny Dewanto,SE, Branch Manager PT Valbury Asia Securities menanggapi rilis PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menyatakan bahwa investor Kalsel menduduki urutan ke 18 se Indonesia.
Berdasarkan pengalamannya selama hampir 11 tahun di Banjarmasin, pada umumnya masyarakat Kalsel lebih suka bentuk investasi yang hasilnya tetap tiap bulannya. Walaupun, kata Sonny investasi itu berasal dari perushaan yang tidak jelas legalitasnya.
Dan yang lebih parahnya lagi, meski sudah ada beberapa pengalaman tertipu oleh investasi bodong mereka seakan tidak pernah jera. Puluhan hingga ratusan juta diinvestasikan untuk mendapatkan keuntungan yang dijanjikan setiap bulannya.
“ Berinvestasi di Pasar Modal untuk jangkan panjang sama halnya dengan investasi di emas dan tanah dengan keuntungan yang tidak dapat kita tentukan diawal” ujarnya kepada wartaniaga.com diruang kerjanya.
Menurutnya dalam sehari bisa saja saham mengalami kenaikan dan penurunan hingga 35 persen, tetapi itu tidak dapat dijadikan patokan keuntungan atau kerugian berinvestasi di Pasar Modal. Semuanya akan tergantung mekanisme pasar dan iklim ekonomi baik nasional maupun internasional.
“ Seminar, pameran, presentasi ke berbagai instansi baik pemerintah atau swasta sudah sering kami lakukan. Bahkan person to person dan dor to dor juga kami jalani untuk mengedukasi masyarakat tentang pasar modal” katanya seraya menambahkan saat ini sudah ada 1.000 lebih investor yang bermitra dengan Valbury Securitas
Baginya, masyarakat di sini hanya perlu pemahaman yang benar mengenai Pasar Modal. “ Kami tetap optimis investor Banua akan banyak berinvestasi di Pasar Modal, saat ini saja kurang lebih Rp 70 milyar dana yang kami dikelola” tuturnya.
Senada dengan Sonny, Herry Soeharmanto, Branch Manager Mandiri Securitas Banjarmasin mengatakan tipikal investasi masyarakat cenderung profit oriented tanpa memperhitungkan legalitas dan kelangsungannya.
“ Kesadaran berinvestasi masyarakat kita sudah baik, tetapi masih sebatas mengharapkan keuntungan semata tanpa mau belajar dan mengetahui lebih mendalam tentang resiko yang nanti akan terjadi. Mereka suka mengharapkan keuntungan yang pasti seperti deposito atau investasi di perusahaan yang Multi Level Marketing (MLM)” jelasnya.
Berbeda dengan Pasar Modal yang lebih aman karena rekening atas nama pribadi investor, dapat melihat fundamental perusahaan sebelum membeli saham yang diinginkan. Terlebih lagi, keuntungan yang diperoleh bisa melebihi deposito yang hanya berkisar 6-7 persen pertahun. Jadi untuk mengajak mereka berinvestasi di Pasar Modal perlu sosialisasi dan pemahaman yang benar.
Sejak hadir di Banjarmasin, Mandiri Securitas selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat apa dan bagaimana berinvestasi di Pasar Modal. Ada 3 pembelajar wajib yang selalu kami berikan kepada investor yakni pengertian Pasar Modal, sistem trading dan pengetahuan analisa fundamental perusahaan. “ Materi yang kami berikan ini cukup bagi seorang investor untuk memulai berinvestasi di Pasar Modal “ tuturnya.
Diakuinya, antusias masyarakat untuk berinvestasi di Pasar Modal sudah cukup baik, terbukti saat ini di perusahaannya ada 900 an investor dengan perputaran dana mencapai Rp. 40 miliyar perbulan. Namun jumlah ini tidak lebih banyak dari mereka yang suka investasi bodong.
“ Dibanding beberapa tahun lalu, saat ini antusias masyarakat berinvestasi di Pasar Modal sudah cukup baik, buktinya di kami sekitar Rp. 40 Miliyar perbulan perputaran dananya. Bahkan di Pangkalanbun seharinya mencapai Rp. 1 Miliyar” jelasnya
Meski demikian, tambahnya jumlah ini tidak lebih banyak dari mereka yang suka investasi bodong. “ Jadi peluang Kalsel masih terbuka lebar untuk naik peringkat berdasarkan urutan yang di rilis KSEI itu” tandasnya.
Reporter :***
Editor : Didin Ariyadi
Foto : Didin Ariyadi